Monday 30 July 2012

Bacaan 30 juzuk Al-Quran sempena 30 tahun SKRM







Cikgu Daripada Jepun



Petukaran Pelajar Daripada Jepun


Jorin Chikara - Thn 6


 Minagawa Huuka - Thn 6


Mizuno Hinata - Thn 5

  
Murakami Madoka - Thn 6


 Nagayanangi Ayu - Thn 6


Suwa Haruna - Thn 5


Mikami Suzuna - Thn 5


Amalan Amalan Sunah Pada Bulan Ramadhan



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah…
Ramadhan yang kita berada di dalamnya ini merupakan satu bulan yang sangat istimewa. Karenanya banyak ulama’ berharap bahwa setiap bulan adalah Ramadhan. Meskipun keinginan ini tidak pernah terwujud, mereka senantiasa berusaha me-ramadhan-kan seluruh bulan. Mereka juga berdoa selama enam bulan pasca Ramadhan agar ibadahnya sepanjang Ramadhan diterima. Lalu enam bulan kemudian mereka berdoa agar bisa bertemu dengan Ramadhan yang akan datang.
Lalu saat Ramadhan tiba seperti saat ini, mereka betul-betul memanfaatkan Ramadhan secara optimal. Jika para pengusaha cerdas memanfaatkan setiap peluang dengan efektif sehingga memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dalam bisnis mereka, para salafus shalih bahkan jauh lebih serius dari apa yang mereka lakukan. Sebab mereka sadar bahwa tidak ada jaminan bahwa pada Ramadhan yang akan datang mereka masih ada di dunia ini dan memiliki kesempatan beribadah seperti ini.
Maka, diantara hal yang perlu dilakukan adalah mengikuti sunnah-sunnah Ramadhan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :
1. Sahur dan mengakhirkannya
Diantara sunnah Ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah makan sahur. Dalam salah satu hadits beliau bersabda:
Makan sahurlah engkau karena makan sahur itu berkah (HR. Bukhari Muslim)
Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan hal yang menyebabkan berkahnya sahur adalah karena ia menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkan, dan memudahkannya.
Para Shahabat yang merupakan generasi pecinta sunnah merupakan para pioner dalam mengamalkan sunnah ini. Amar bin Maimun berkata:
Para shahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang-orang yang paling segera berbukanya dan paling terlambat bersahurnya (HR. Baihaqi dengan sanad yang shahih)
Kapankah waktu yang disebut mengakhirkan sahur yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para shahabatnya? Zaid bin Tsabit menjawab itu saat ditanya oleh Anas bin Malik.
Dari Zaid bin Tsabit berkata: “Kami makan sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian melaksanakan shalat (Shubuh)”, maka saya (Anas) bertanya: “Berapa kira-kira jarak keduanya?” Zaid menjawab “Lima puluh ayat” (HR. Bukhari)
2. Menyegerakan berbuka puasa
Sunnah Ramadhan yang kedua adalah menyegerakan berbuka. Rasulullah SAW bersabda:
Manusia tetap dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka (Muttafaq ‘alaih)
Ketika matahari telah terbenam dengan jelas, maka disunnahkan untuk segera berbuka. Sebaiknya berbuka adalah dengan buah kurma dan jika tidak ada, maka berbuka dengan minum air.
3. Memperbanyak doa di tengah puasa dan ketika berbuka..Mengapa? Karena doa orang yang berpuasa tidak ditolak oleh Allah SWT, baik saat tengah berpuasa maupun saat berbuka. Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya doa orang yang puasa pada saat berbuka tidak tertolak (HR. Hakim, Thabrani, Baihaqi)
Tiga orang yang tidak tertolak doanya: Imam yang adil, orang yang puasa sampai berbuka, dan orang yang dianiaya (HR. Baihaqi)
Setiap kita pasti memiliki hajat kepada Allah SWT. Setiap kita pasti memiliki masalah dalam hidup ini. Setiap kita tentunya menghadapi problematika. Maka, berdoalah kepada Allah, kita mohon solusi dan jalan keluarnya. Dan yang lebih penting adalah kita berdoa kepada Allah untuk akhirat kita. Takutlah jika kita hanya berdoa untuk kebaikan dunia, kita tidak mendapatkan bagian di akhirat.
Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah : 200-201)
4. Menghindari hal-hal yang bisa membuat puasa sia-sia
Terkadang kita jumpai masyarakat kita memaknai puasa hanya sekedar menahan makan dan minum. Sementara lisannya dibiarkan tidak berpuasa, telinganya masih tidak dijaga, atau bahkan tangan dan kakinya melakukan hal-hal yang keji.
Rasulullah bersabda tentang hakikat puasa:
Puasa bukan hanya sekedar menahan makan dan minum, sesungguhnya puasa itu menahan diri dari hal-hal yang sia-sia dan keji (HR. Hakim dan dia menshahihkan sesuai syarat Muslim)
5. Shalat tarawih
Diantara sunnah dalam bulan Ramadhan adalah shalat tarawih; sebuah ibadah sunnah muakkad yang tidak bisa kita jumpai di bulan yang lain. Kesempatan yang langka ini hendaknya kita manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan biarkan diri kita kehilangan satu malam pun untuk shalat tarawih.
Dari Abu Hurairah RA. Berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW menganjurkan shalat malam pada bulan Ramadhan tanpa mewajibkannya”, kemudian beliau bersabda: “Barangsiapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muslim)
6. Memperbaiki amal dan tadarus Al-Qur’an
Sunnah lainnya pada bulan Ramadhan adalah memperbaiki amal dan tadarus Al-Qur’an. Kita perbanyak tilawah Al-Qur’an juga melakukan tahsin tilawah dan mempelajari Al-Qur’an dan tafsirnya.
Dari Ibnu Abbas RA. Berkata: “Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya memuncak pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya dan Jibril menemuinya setiap malam untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah SAW lebih murah hati melakukan kebaikan daripada angin yang bertiup”. (HR. Bukhari)
7. Bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir
Sunnah yang biasa terlupakan kaum muslimin pada ramadhan ini adalah pada 10 hari terakhir, yang merupakan puncak dari Ramadhan. Tetapi lebih banyak orang yang menggunakan waktu itu untuk persiapan lebaran dengan belanja atau persiapan mudik, dan lain sebagainya. Sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para shahabatnya.
Dari Aisyah RA berkata : “Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggang”. (Muttafaq ‘alaih)
Demikian sunnah-sunnah Ramadhan, semoga kita termasuk orang yang mendapat taufiq untuk melakukannya. Amin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Smoga bermanfaat.
Amieeeen,…
وألسـلام عليكم ورحمة الله وبركات

Kelebihan Berzikir Kepada Allah S.W.T.




Allah Yang Maha Besar selalu mengingatkan kita di dalam kitab-Nya Al-Quran Al-Karim supaya berzikirillah seperti berikut:
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada waktu pagi dan petang, dan pada sebahagian dari malam, maka sujudlah kepadaNya dan bertasbihlah kepadaNya pada bahagian yang panjang di malam hari.”  Surah 76: Al Insan, Ayat 25 & 26
“Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”    Surah 7: Al A’raf,  Ayat 205
“Orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Surah 3: Al Imran Ayat 191
“Sesungguhnya Aku lah Allah, tidak ada Tuhan selainKu, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.”   Surah 20 Ta Ha Ayat 14
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” Surah 33: Al Ahzab Ayat 21
Dari Bukhari, Muslim, Tirmidhi dan Ibn Majah, diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a: Rasulullah s.a.w bersabda: Allah s.w.t berfirman: Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya ketika dia mengingatiKu. Apabila dia mengingatiKu dalam dirinya, nescaya aku juga akan mengingatinya dalam diriKu. Apabila dia mengingatiKu di majlis, nescaya Aku juga akan mengingatinya di dalam suatu majlis yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekatiKu dalam jarak sejengkal, nescaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekatiKu sehasta, nescaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepadaKu dalam keadaan berjalan seperti biasa, nescaya Aku akan datang kepadanya seperti berlari-lari anak.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Sesungguhnya Allah s.w.t Yang Maha Memberkati lagi Maha Tinggi memiliki para Malaikat yang mempunyai kelebihan yang diberikan oleh Allah s.w.t. Para Malaikat selalu mengelilingi bumi. Para Malaikat sentiasa memerhati majlis-majlis zikir. Apabila mereka dapati ada satu majlis yang dipenuhi dengan zikir, mereka turut mengikuti majlis tersebut di mana mereka akan melingkunginya dengan sayap-sayap mereka sehinggalah memenuhi ruangan antara orang yang menghadiri majlis zikir tersebut dan langit. Apabila orang ramai yang hadir dalam majlis tersebut beredar, para malikat naik ke langit.

Allah s.w.t bertanya para malaikat meskipun Allah mengetahui pergerakan mereka:
“Dari mana kamu datang?”
Malaikat menjawab:
“Kami datang dari tempat hamba-hambaMu di dunia.  Mereka bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid serta berdoa memohon dari-Mu.”
Allah s.w.t berfirman:
“Apakah yang mereka pohonkan.?”
Para Malaikat menjawab:
“Mereka memohon Syurga dari-Mu.”
Allah berfirman:
“Apakah mereka pernah melihat Syurga-Ku?”
Para Malaikat menjawab:
“Belum, wahai Tuhan.”
Allah berfirman:
“Bagaimanakah agarnya akan terjadi seandainya mereka dapat melihat Syurga-Ku?”
Malaikat berkata lagi:
“Mereka juga memohon daripada-Mu perlindungan.”
Allah berfirman:
“Mereka pohon perlindungan-Ku dari apa?”
Malaikat menjawab:
“Dari Neraka-Mu, wahai tuhan.”
Allah berfirman:
“Apakah mereka pernah melihat Neraka-Ku?”
Malaikat menjawab:
“Belum.”
Allah berfirman:
“Bagaimanakah agarnya akan terjadi seandainya mereka dapat melihat Neraka-Ku.”
Malaikat terus berkata:
“Mereka juga memohon keampunan-Mu.”
Allah berfirman:
“Aku sudah mengampuni mereka. Aku telah kurniakan kepada mereka apa yang mereka pohon dan Aku telah berikan ganjaran pahala kepada mereka sebagaimana yang mereka pohonkan.”
Malaikat berkata lagi:
“Wahai tuhan kami, di antara mereka terdapat seorang hamba-Mu. Dia penuh dengan dosa, sebenarnya dia tidak berniat untuk menghadiri majlis tersebut, tetapi setelah dia melaluinya dia terasa ingin menyertainya lalu duduk bersama-sama orang ramai yang berada di majlis itu.”
Allah berfirman:
“Aku juga telah mengampuninya. Mereka adalah kaum yang tidak dicelakakan dengan majlis yang mereka adakan.”

Kelebihan Al-Quran



Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. Al-Quran merupakan senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.

Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah (tauhid). Konsep ibadat yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditadbirkan oleh yang Maha Agong agar dapat mengenal sifat-sifatNya yang Unggul.

Di dalam Al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya Al-Quran dan pada masa penurunan Al-Quran. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.

Al-Quran menjelaskan juga persoalan tentang akhir kehidupan manusia, situasi terakhir yang akan dirasai oleh manusia sebelum bumi ini dihancurkan oleh Allah untuk bermulanya hari qiamat dan nasib tiap-tiap insan sama ada ke syurga atau ke neraka.

Sebelum Al-Quran diturunkan ada banyak kitab suci dan suhuf yang diturunkan oleh Allah S.W.T kepada nabi-nabi dan rasul-rasulNya. Antara yang termasyhur ialah kitab Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud a.s, kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa a.s, dan kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa a.s tetapi tidak syak lagi bahawa Al-Quran adalah kitab yang paling utama dan termulia di sisi Allah S.W.T.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah s.a.w telah bersabda yang berbunyi:

Dari Aisyah r.a telah bersabda Rasulullah s.a.w: 
Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu itu mempunyai kemegahan yang mana manusia berbangga dengannya dan menjadi kemegahan kebanggaan umatku ialah Al-Quran yang mulia.

Al-Quran terpelihara dan susunannya tidak berubah-ubah dan tidak boleh dipinda atau dihapuskan. Walaupun banyak usaha dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk mengubah dan meminda isi kandungan Al-Quran atau memutar belit ayat-ayat dan surah-surah, setiap kali usaha itu dibuat ia tetap dapat diketahui termasuk juga usaha golongan-golongan kuffar.

Al-Quran adalah satu perlembagaan yang lengkap bagi semua aspek kehidupan, mengandungi semua yang dihajati oleh manusia walaupun sebahagian daripada huraiannya tidak terperinci. Tujuannya Allah menyuruh manusia menggunakan fikiran yang sihat dan sempurna untuk mencari dan mengkaji berpandukan saranan yang diberi oleh Allah S.W.T.

Dalam Al-Quran Allah S.W.T berfirman:

Sesungguhnya telah datang kepada kau cahaya kebenaran (Nabi Muhammad s.a.w) dari Allah dan sebuah Kitab (Al-Quran) yang jelas nyata kebenarannya dengan itu Allah menunjukkan jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada sesiapa yang mengikut keredhaanNya dan denganya Tuhan keluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada cahaya (iman) yang terang benderang dengan izinNya dan dengannya juga Tuhan menunjukkan mereka ke jalan yang betul dan harus.
(Surah Al-Maidah: 14 &15)

Firman Allah S.W.T lagi:

Kitab Al-Quran ini tidak ada sebarang syak padanya dan ianya menjadi petunjuk bagi orang yang bertaqwa.
(Surah Al-Baqarah: 2)

Sebuah hadis dari Rasulullah s.a.w berbunyi:

Abu Zar r.a berkata bahawa beliau meminta Rasulullah s.a.w memberi satu pesanan yang berpanjangan. Rasulullah s.a.w bersabda: 
“Semaikanlah perasaan taqwa kepada Allah kerana ia adalah sumber bagi segala amalan-amalan baik. Aku meminta supaya baginda menambah lagi. Tetapkanlah membaca Al-Quran kerana ia adalah nur untuk kehdupan ini dan bekalan untuk hari akhirat.”

Kita dikehendaki membaca, mendalami dan menghayati isi kandungan Al-Quran kerana ia diturunkan bukan untuk dijadikan perhiasan sahaja, dengan itu kita mendapat faedah yang besar bukan sahaja pahala da keredhaan Allah tetapi juga kegunaan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca Al-Quran dikira sebagai berzikir dan zikir membaca Al-Quran lebih afdal dan utama daripada zikir-zikir yang lain. Oleh itu membaca Al-Quran adalah sebagai ibadat tetapi tidaklah melebihi daripada ibadat-ibadat yang wajib.

Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda:

Semulia-mulia ibadat umatku ialah membaca Al-Quranul Karim ( ibadat yang bukan wajib).

Membaca Al-Quran disifatkan sebagai santapan rohani kepada tiap-tiap orang Islam.



Rasulullah s.a.w bersabda dalam sebuah hadis berbunyi:

Sesungguhnya Al-Quran ini ialah hidangan Allah S.W.T maka hendaklah kamu terima hidangan Allah sebanyak mana yang kamu boleh.

Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w bersabda:

Daripada Ibnu Umar r.a berkata: 
“Rasulullah s.a.w telah bersabda, hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Katanya dengan banyak mengingati mati dan membaca Al-Quran.”




PAHALA MEMBACA AL-QURAN

Allah S.W.T. Yang Maha Pemurah memberi pahala yang amat besar kepada orang yang membaca Al-Quran, tiap-tiap satu huruf ada pahalanya dan tiap-tiap satu ayat pun ada ditentukan pahalanya yang tidak sama antara satu dengan yang lain.

Pahala tiap-tiap huruf Al-Quran dijelaskan dalam sebuah Hadis dari Ibnu Masud r.a dari Rasulullah s.a.w:

Daripada Ibnu Masud r.a telah berkata bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda/; 
Barangsiapa membaca satu huruf daripada Kitabullah maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali gandanya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.

Mengenai pahala tiap-tiap ayat telah disebut dalam beberapa hadis antaranya yang diriwayatkan daripada Abi Hurairah r.a telah bersabda Rasulullah s.a.w:

Sesiapa yang membaca Al-Quran sepuluh ayat dalam satu malam tidak dimasukkan ke dalam golongan yang lalai.


Sesiapa yang memelihara sembahyang fardu tidak termasuk dalam golongan yang lalai dan sesiapa yang membaca 100 ayat pada satu malam dimasukkan ke dalam golongan yang taat.


Barangsiapa yang mendengarkan satu ayat daripada Al-Quran ditulis baginya satu kebajikan yang berlipat kali ganda dan barang siapa yang membacanya adalah baginya cahaya pada hari Qiamat.

Adapun pahala membaca surah-surah banyak diriwayatkan dalam hadis-hadis Rasulullah s.a.w antaranya:

Sesiapa yang mambaca surah Yasin dipermulaan hari, segala hajatnya bagi hari itu dipenuhi.


Sesiapa yang membaca surah al-Waqiah pada tiap-tiap malam kebuluran/kepapaan tidak akan menima dirinya.

Selain daripada pahala yang disebut sebelum ini, pahala membaca dalam solat dan pahala membaca dengan berwuduk lebihbesar ganjarannya daripada tidak berwuduk. Berpandukan Hadis Rasulullah s.a.w yang panjang dapat disimpulkan seperti berikut:

1. Pahala membaca Al-Quran dalam solat bagi tiap-tiap satu huruf seratus kebajikan.
2. Pahala membaca dengan berwuduk di luar solat bagi tiap-tiap satu huruf sepuluh kebajikan.



KELEBIHAN MEMBACA AL-QURAN

Orang yang selalu membaca Al-Quran semata-mata kerana Allah diberi kelebihan yang tinggi dan berbeza semasa mereka masih hidup ataupun sesudah berada di akhirat di samping kemuliaan yang dikurniakan kepada orang yang membaca Al-Quran kelebihan melimpah juga kepada kedua ibubapanya.

Hadis dari Rasulullah s.a.w yang berbunyi:

Sesiapa yang membaca Al-Quran dan beramal dengan apa yang terkandung di dalamnya, ibubapanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang sinarannya akan melebihi daripada cahaya matahari jika matahari itu berada di dalam rumah-rumahnya di dunia ini. Jadi bayangkanlah bagaimana pula orang yang dirinya sendiri mengamalkan dengannya.

Al-Quran juga dapat memberi syafaat (pertolongan) yang paling tinggi di sisi Allah S.W.T di hari qiamat. Ini berpandukan kepada Hadis Rasulullah s.a.w yang berbunyi:

Tidak ada syafaat yang paling tinggi melainkan Al-Quran yang bukan Nabi dan bukan malaikat dan sebagainya.

Hadis lain daripada Othman Ibnu Affan r.a dari Rasulullah s.a.w yang berbunyi:

Sebaik-baik kamu yang mempelajari Al-Quran dan mengajarnya kepada orang lain.



KERUGIAN MEREKA YANG TIDAK MEMBACA AL-QURAN

Dalam hadis Rasulullah s.a.w baginda ada menyebut tentang orang yang tidak ada langsung membaca Al-Quran dan rongga mulutnya kosong dengan ayat-ayat Al-Quran seperti rumah yang kosong dari penghuni.

Hadis dari Rasulullah s.a.w berbunyi:

Sesungguhnya orang yang tidak ada pada rongganya sedikitpun daripada Al-Quran seperti rumah yang ditinggalkan kosong.



ADAB MEMBACA AL-QURAN

Seseorang yang membaca Al-Quran seolah-olah ia berada di sisi Allah S.W.T dan bermunajat kepadaNya maka hendaklah menjaga adab-adab yang tertentu yang layak di sisi tuhan Yang Maha Agong lagi Maha Mulia. Ulamak-ulamak muktabar telah menggariskan beberapa adab sebagai panduan sepeti berikut:

1. Hendaklah sentiasa suci pada zahir dan batin kerana membaca Al-Quran adalah zikir yang paling afdal (utama) dari segala zikir yang lain.

2. Hendaklah membaca di tempat yang suci dan bersih yang layak dengan kebesaran Yang Maha Agong dan ketinggian Al-Quranul Karim. Para Ulamak berpendapat sunat membaca Al-Quran di Masjid iaitu tempat yang bersih dan mulia di samping dapat menambah kelebihan pahala-pahala iktiqaf.

3. Hendaklah memakai pakaian yang bersih, cantik dan kemas.

4. Hendaklah bersugi dan membersihkan mulut. Melalui mulut tempat mengeluarkan suara menyebut ayat Al-Quran. Hadis Rasulullah s.a.w berbunyi:

    • Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan-jalan lalunya Al-Quran maka peliharalah dengan bersugi.

      Berkata Yazid bin Abdul Mallek:
      Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan-jalan lalunya Al-Quran maka peliharalah dengan bersugi.
5. Hendaklah melahirkan di dalam ingatan bahawa apabila membaca Al-Quran seolah-olah berhadapan dengan Allah dan bacalah dalam keadaan seolah-olah melihat Allah S.W.T. Walaupun kita tidak dapat melihat Allah sesungguhnya Allah tetap melihat kita.

6. Hendaklah menjauhkan diri dari ketawa dan bercakap kosong ketika membaca Al-Quran.

7. Jangan bergurau dan bermain-main ketika sedang membaca Al-Quran.

8. Hendaklah berada dalam keadaan tenang dan duduk penuh tertib. Jika membaca dalam keadaan berdiri hendaklah atas sebab yang tidak dapat dielakkan adalah harus.

9. Setiap kali memulakan bacaan lebih dahulu hendaklah membaca Istiazah: (A'uzubillahiminasy-syaitannirrajim).
    • Kerana memohon perlindungan dari Allah dari syaitan yang kena rejam.

10. Kemudian diikuti dengan membaca basmallah: (Bismillahirrahmanirrahim).

    • Hendaklah membaca Bismillah itu pada tiap-tiap awal surah kecuali pada surah At-Taubah.

11. Hendaklah diulang kembali membaca Istiazah apabila terputus bacaan di luar daripada Al-Quran.

12. Hendaklah membaca dengan Tartil (memelihara hukum Tajwid). Secara tidak langsung menambah lagi minat kepada penghayatan ayat-ayat yang dibawa dan melahirkan kesan yang mendalam di dalam jiwa.

    • Firman Allah S.W.T:

      Kami membaca Al-Quran itu dengan tartil.
(Surah Al-Furqan: 32)
    • Hendaklah kamu membaca Al-Quran dengan tartil.
(Surah Al-Muzammmil: 4)


    • Pengertian Tartil pada bahasa:

      Memperkatakan sesuatu perkara itu dengan tersusun dan dapat difahami serta tanpa gopoh-gopoh.

      Menurut Istilah Tajwid ialah membaca Al-Quran dalam tenang dan dapat melahirkan sebutan huruf dengan baik serta meletakkan bunyi setiap huruf tepat pada tempat-tempatnya.

      Saidina Ali k.w berkata:

      Pengertian tartil ialah mentajwidkan akan huruf-huruf Al-Quran dan mengetahui wakaf-wakafnya.

13. Hendaklah berusaha memahami ayat-ayat yang dibaca sehingga dapat mengetahui tujuan Al-Quran diturunkan oleh Allah S.W.T.

    • Allah S.W.T. berfirman:

      Inilah Al-Quran yang memimpin jalan yang lurus.
      (Surah Al-Israi’: 9)

      Firman Allah S.W.T.:

      Kami turunkan Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang mukminin.
(Surah Al-Isra’: 82)

    • Firman Allah S.W.T. lagi:

      Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh barakah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
      (Surah Sad: 29)

14. Hendaklah menjaga hak tiap-tiap huruf sehingga jelas sebutannya kerana tiap-tiap satu huruf mengandungi sepuluh kebajikan. Hadis dari Rasulullah s.a.w berbunyi:

    • Diriwayatkan dari Tirmizi dari Abdullah bin Masud daripada Rasulullah s.a.w telah bersabda sesiapa yang membaca satu huruf daripada Kitabullah (Al-Quran) maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali gandanya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.

15. Hendaklah membaca al-Quran mengikut tertib Mashaf. Dilarang membaca dengan cara yang tidak mengikut susunan kecuali diceraikan surah-surah dengan tujuan mengajar kanak-kanak adalah diharuskan.

16. Hendaklah berhenti mambaca apabila terasa mengantuk dan menguap kerana seseorang yang sedang membaca Al-Quran ia bermunajat kepada Allah dan apabila menguap akan terhalang munajat itu kerana perbuatan menguap adalah dari syaitan.

    • Berkata Mujahid:
      Apabila kamu menguap ketika membaca Al-Quran maka berhentilah dari membaca sebagai menghormati Al-Quran sehingga selesai menguap.

17. Hendaklah meletakkan Al-Quran di riba atau di tempat yang tinggi dan jangan sekali-kali meletakkannya di lantai atau di tempat yang rendah. Sabda Rasulullah s.a.w berbunyi:

    • Ubaidah Mulaiki r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: 
      “Wahai kaum ahli-ahli Al-Quran jangan gunakan Al-Quran sebagai bantal tetapi hendaklah kamu membacanya dengan teratur siang dan malam.”

18. Hendaklah memperelokkan bacaan dan menghiaskannya dengan suara yang baik.

    • Sabda Nabi s.a.w dalam sebuah hadis:

      Telah bersabda Nabi Muhammad saw, hiasilah Al-Quran dengan suara-suara kamu.

19. Setiap bacaan hendaklah disudahi dengan membaca:
    • (Sadaqallahul’azim).

20. Disunatkan berpuasa di hari khatam Al-Quran dan diikuti dengan mengumpul ahli keluarga dan sahabat handai bersama-sama di dalam hari khatam Al-Quran. Dalam sebuah hadis ada menjelaskan kelebihan orang yang telah khatam Al-Quran menerusi sebuah hadis yang berbunyi:

    • Telah bersabda Nabi Muhammad s.a.w, sesiapa yang telah khatam Al-Quran baginya doa yang dimakbulkan.

Kelebihan Solat Sunat Dhuha



Solat sunat Dhuha ini dikerjakan pada ketika sedang naik matahari (anggaran 8.00 pagi hingga 11.00 pagi).
Solat sunat Dhuha ini dilakukan sebanyak 2 rakaat. boleh juga dilakukan sebanyak 4, 6, 8 sehingga 12 rakaat dan setiap dua rakaat satu salam dan boleh juga setiap 4 rakaat satu salam.
Cara melakukan solat Dhuha:
a) Bacaan niat solat sunat Dhuha Ertinya: ” sahaja aku solat sunat Dhuha 2 rakaat kerana Allah Taala”.
b) Bacaan rakaat pertama surah Al-Fatihah dan As-Syam
c) Bacaan surah rakaat kedua surah Al-Fatihah dan Ad-Dhuha
d) Setelah selesai salam, lalu membaca doa
maksudnya;
“Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha itu waktu DhuhaMu, kecantikannya adalah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu dan perlindungan itu perlindunganMu. Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, turunkanlah, dan jika di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, permudahkanlah, jika haram, sucikanlah dan jika jauh, dekatkanlah. Berkat waktu dhuha, kecantikan. keindahan, kekuatan, kekuasaanMu, limpahkan kepadaku segala yang Engkau telah limpahkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.
Kelebihan:
Sabda Nabi S.A.W yang bermaksud:
” Barangsiapa yang melakukan solat Dhuha membaca rakaat pertama surah Al-Fatihah dan ayat Kursi 10 kali, dan pada rakaat kedua surah Al-Fatihah dan Al-Ikhlas 10 kali, nescaya ia mendapat kerelaan Allah Yang Maha Besar.” (HR. Anas B Malik). ” Barangsiapa yang mengerjakan solat Dhuha dengan terus menerus, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu seluas lautan.” (HR Tirmizi)
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
” Rasullullah S.A.W bersabda: setiap pagi masing-masing persendian/ruas tulang daripada kamu sedekah, dan setiap bertasbih sedekah dan setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah) itu sedekah, dan setiap ucapan takbir itu sedekah, dan menyeru dalam kebaikan sedekah, dan melarang dari perbuatan jahat itu sedekah, dan sebagai ganti semua itu, cukuplah dengan mengerjakan solat Dhuha dua rakaat.” (HR Ahmad, Muslim dan Daud) Rujukan : koleksi 100 solat-solat sunat oleh Al-Fadhil Al-Ustaz Hj. Ahmad B. Hj. Ibrahim. terbitan Al-Hidayah Publisher